5 Buku yang Harus Anda Baca Sebelum Mati (Januari-Desember 2017)


Oleh: Gusti Aditya

Desember hampir berakhir, itu tandanya liburan segera tiba. Januari akan segera menyambut Anda dengan segala resolusi-resolusi sampah yang tiap tahun berulang, namun tidak menunjukan perubahan. Begitu juga dengan saya, akhir tahun adalah penanda seberapa rajinnya saya.

Mengapa menjadi tolok ukur sebuah sifat rajin? Karena tahun berganti dan selama 12 bulan akan terlihat berapa banyak buku yang sudah saya baca. Ya, tidak usah saya kasih tahu jumlahnya berapa, namun ada 5 buku selama tahun 2017 ini membuat hidup saya lebih bercahaya dari biasanya.

5. Tuhan Tidak Perlu dibela oleh Gus Dur


Tokoh modern hebat ini adalah salah dua (selain Zakir Naik Cak Nun) yang membuat saya begitu bersemangat belajar Agama Islam. Sebab musabab, ketika saya belajar agama, kebanyakan adalah hal-hal pasti yang "memperdebatkan" pendapat paten adalah sebuah dosa besar. Mereka lantang berteriak "Allahu Akbar", tetapi tidak terbuka akan sebuah pendapat baru. Ada? Ada, namun tidak semua.

Buku pemberian kakak saya inilah yang menjadi jawaban bahwa belajar agama bisa asik. Makan gorengan dan kopi juga bisa. Sebab, buku ini seakan mengajak kita untuk berdiskusi, bukan memaksa pendapat sang penulis kepada pembaca. Topik-topiknya juga relevan dengan polemik yang terjadi belakangan ini di Indonesia. Jadi, tidak ada alasan untuk berkata 'tidak membaca' buku ini.

4. Para Bajingan yang Menyenangkan oleh Phutut E.A.


Jika anda rindu sosok teman humoris yang sedang melucu di kantin SMA dan beberapa humornya garing namun membuat tertawa, buku ini bisa dijadikan pelipurlara kerinduan Anda. Banyak sekali kejadian yang barangkali pernah kita alami sehingga seringkali saya mbatin "mungkin tokoh utama di novel ini adalah saya."

Banyak sekali Bahasa Jawa dan gojek kere khas ABG pinggiran Jogja. Mungkin bagi anda yang tidak paham bahasa Jawa, silakan berpikir dua kali untuk memutuskan membeli buku ini. Namun, apa gunanya berpikir dua kali jika buku yang sedang anda pikirkan tersebut adalah buku yang bagus?

3. Rebel Notes


Buku kumpulan esai yang digarap oleh banyak seniman seperti John Lennon, Kurt Cobain hingga Pablo Picasso sangat layak untuk Anda 'konsumsi'. Stigma bahwa para seniman adalah manusia bodoh dengan baju lusuh akan berguguran ketika Anda memulai membaca lembar demi lembar dalam buku ini.

Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Katalika dan Octopus ini sangat layak Anda miliki. Terlebih, tidakkah Anda penasaran tentang pikiran-pikiran seksi bin nakal ala idola Anda?

2. A Wrinkle in Time oleh Madeleine L’Engle


Selain Goosebumps, barangkali buku karya Madeleine ini juga menjadi buku “pengantar” saya dalam menuju tahap dewasa. Ketika umur lima, ibu saya sering membacakan sebagai pengganti lagu-lagu Beatles yang kerap dijadikan sebuah lullaby. Itu dulu, kini, sekitar bulan Februari, saya dan Galih Rio sempat mengunjungi bazar buku dan mendapatkan buku ini seharga 5 ribu rupiah.

Semacam nostalgia, namun begitu bermakna ketika saya membaca buku ini laiknya saya belum pernah tahu isi bukunya karena saya sekedar pura-pura tidak tahu.

1.    My Story oleh Steven Gerrard


Buku ini berarti karena diberikan oleh Tresti Wikan pada hari ulangtahun saya. Tebalnya bukan main-main, yakni sekitar 800 halaman. Kecepatan saya dalam menyelesaikannya bukan main-main pula, yakni sekitar 4 jam. Diberikan oleh orang yang sangat berarti, isi bukunya juga tentang sebuah klab yang membentuk watak saya dan akhirnya bisa ditebak, saya menangis.

Saya tidak menemukan kesombongan dalam buku ini. Gerrard sangatlah merendah, saking merendahnya dia bahkan terpeleset dan kartu merah 38 detik menjadi salah satu bahan utama. Lucu, ketika buku biografi pemain lain menyombongkan perjalanan hebat mereka dalam merengkuh berbagai trofi, Gerrad tidak perlu hal itu karena Gerrard memiliki semua itu.

Buku ini laik anda baca, terutama bagi anda yang suka terhadap Liverpool. Bagi yang tidak menggemari Liverpool, saya tak tahu anda harus membaca apa. Mungkin buku mewarnai cocok untuk kalian Namun ada satu buku yang cocok dibaca segala kalangan. Saya menempatkannya lebih agung dari buku apapun juga.

0.    Cerita Bola dari Desa oleh Gusti Aditya Suprihana dan Arif Nur Hafidz




Buku terbaik yang pernah ada dalam tata surya jagat raya Indonesia raya saat ini. Menukilkan pengalaman kedua insan manusia dalam proses perkembangan dan kesadaran akan permasalahan dunia sepakbola yang hakiki. Mereka (Ditya dan Apet) tidaklah ndakik-ndakik ketika memaparkan argumennya tentang sepakbola, karena menurut mereka, pangkal kesalahan sepakbola Indonesia dimulai dari DESA!1!1!!

Anda ingin memilikinya? Dengan senang hati saya akan memberikannya kepada anda setelah anda menghubungi whatsapp 089604454123 dengan sedikit mengganti biaya cetak.

0 Comments

Post a Comment