Dilan ku dari Banguntapan (1) Betis Milea Meledak

Oleh: Galih Rio Pratama

Sosok karismatik tapi jago gelut. Dengan poni nyamping dan ketampanan yang biasa saja. Sedikit perkenalan, jika kebanyakan nanti kamu jadi sayang. Dia Duloh Faqruhudin, anak kelas 11 IPA B. Dengan nama yang begitu religius, dia merasa tidak cocok dengan karakternya yang slengekan, sehingga ia ganti nama jadi Dilan. Katanya sih, alasan lainnya, supaya hoki.

Seperti yang sudah disebutkan, ketampanan Dilan b aja. Masih ada anak-anak lainnya yang lebih dari dia, tapi satu yang menjadi keunggulannya; menarique. Dan suatu hari yang teduh di Banguntapan, hadir murid baru kelas 10 bernama Mi......mi apa hayooo. Penasaran yaaa.

"Sokil gob! Ada anak baru," kata Piyan, teman Dilan.

"Siapa, sih?" Dilan mulai penasaran. Tapi agak curiga karena Piyan orangnya rese.

"Anak kelas 10 E. Namanya aneh, agak lupa, kata narator depannya Mi."

"Mijon?"

"Biji, Ponari Sweet sekalian."

"Siapa dong."

"Sabar. Aku want to know something dulu via instagram sekolah kita.....nih, nih, postingan terbarunya bilang beruntung banget sekolah kita kedatangan murid dari Jakarta, mimin jadi punya gambaran Monas itu kayak apa. Ternyata apinya itu palsu gaes, cuma semen doang dan kata Milea lapisannya terbuat dari emas. Hastag cukstaw."

"Hah? Siapa? Coba ulangi," Dilan pun mulai bangkit dari duduknya dan benerin gesper berbentuk logo WWE. Bisa diputer juga.

"Beruntung banget sekolah kita kedatangan murid dari Jakarta....."

"Set dah ini beruk. Maksudnya nama tadi...nama yang kamu sebut. Mi, Mi tadi."

"Mi? Mimin....?"

"Nama yang indah...." Wajah Dilan pun berkaca-kaca.

"Dil...."

"Plis manggil aku pakai nama lengkap. Gak asique kamu, Pi."

"Serem, Cuk!" Piyan mau nempiling kepala Dilan tapi segera sadar jika Dilan adalah antek Babarsari Gotham City dengan predikat panglima perang, jadinya ya tidak jadi. "Eh, bribik sana. Dari kabar burung sih katanya cantik."

"Burung siapa?"

"Kenapa jadi bahas burung, sih?"

"Jika yang berbicara burungnya si Tarjo, mending ogah. Segede biji nangka gitu."

"Itu cuma istilah, bisul Limbad :))"

"Bribik, nih?"

"Yxgq."

"Ada satu hal yang membuat aku penasaran dari dia, kawan Piyan."

"Apa itu, kisanak?"

"Api Monas. Y x dari emas. Bwahahaha,orang nyala gitu y x bukan dari api."

"Behahaha orang Jakarta emang rada rada," mereka berdua pun tertawa hingga bel pulang sekolah berbunyi. Ya, kasarannya mereka skip mata pelajaran Agama.

                                               ***

Esoknya, di jalan menuju sekolah Banguntapan, semua sibuk dengan motornya dan bergantian memasuki pagar. Hingga datanglah sang murid baru, idaman semua pria Banguntapan, dengan menggunakan motor matic yang menawan, dengan gaya klasik jaman sekarang. Ciye nyanyi, ketaone umurnya.

Datang sang jagoan, dengan motor ninja keluaran terbaru. Slebornya di potong, roda dia ganti dengan ban sepeda. Di helmnya terdapat berbagai stiker "RA SABAR? MABUR!" "HELM FULL FACE, WAJAH BABY FACE", "STASIUN GAMBIR MAKAN CAKWE, JUSTIN BIEBIR OTEWE" hingga "JALAN SEHAT DUSUN KERTOPATEN 2K17".

>>>RAHASIA!! DOWNLOAD AVENGERS: INFINITY WAR BLURAY 480P 720P 1080P<<<

Dengan birahi kecepatan yang tinggi dan ditambah tikungan tajam, Dilan memepet murid baru tersebut.

"Citttt..." Begitu kira-kira bunyi rem kedua motor tersebut.

Wanita itu membuka helm, rambutnya yang panjang lebat berceceran mengikuti arah angin. Kemudian dia membanting helm dan berkata, "Bujubuneng, bwang! Lu kata fast furious!"

"Set dah, nyablak bener ini cewek kayak Mandra," ujar Dilan dalam hati. "Mi...."

"Mi naon? Mimi Peri?" Milea menatap Dilan dengan marah.

"Mimin...."

"Mimin mata lu soek. Gue Milea, bwanggg. Nih, baca!" Milea menunjuk dadanya. Ah, maksud saya menunjuk name tag-nya.

"Ikan hiu keselek karburator..." CAKEP!!! "Mesum lu narator!" Milea pun membentak saya.

"Milea, aku ramal, kita akan ketemu lagi di Kantin," ujar Dilan sambil memundurkan motornya.

Milea pun terlihat malu-malu, Dilan pun senang dengan perubahan sikap Milea. "Bwang...." Balas Milea dengan halus berbisik ke kuping Dilan.

"He'em, hihihi," Dilan tersipu malu dan geli. Kopok Dilan pun ikut bergetar (Gaesss, seberapa tinggi fantasimu terhadap Dilan, dia pasti punya kopok juga keleus).

"Beraq, mogok nih gegara lu bwang. Setut napa. Skupi Mili lupa panasin tadi pagi."

"Baik, ini berat, kamu tak akan kuat, biar Dilan aja."

"Sape? Bwang, bwang, nama Duloh aja pake ganti jadi Dilan. Malu ama name tag," Dilan pun menutupi name tag-nya dan gas pol menuju sekolah.

"Bwanggg!!! Setut, bwanggg!! Dorong motor skupi sampe sekolah bisa mletus betis Mili, Bwangg!!"

                                                        =====

Saya suka menulis cerita ini, dikarenakan saya adalah anak SMA kota yang, ehem, sedang menyelami kebiasan siswa di....ehem...desa. Ditambah, Dilan sedang populer dan apa salahnya membuat semacam parodi seperti anak kota yang pindah ke desa dan disukai oleh gondes Bantul bernama Duloh.

Menengok yang punya blog ini agak susah dihubungi karena saya (narator) suka membuli dia (empunya blog ini), jadi ada semacam sentimen kecil di antara kami. Jujur, saya menulis ini pada tanggal 25 Januari 2018, entah sama pemilik blog ini diuploadnya kapan. Pernah, saya menulis puisi dan dia upload ke blog ini lima bulan kemudian. Parah
*nb: empunya blog sudah jadikan saya admin. Jadi bebas. Terimakasih, Empu!
*nbnb: Oh, jika mau download atau baca review dari saya, klik link ini.
*nbnbnb: udah ah, kebanyakan nb.
Jadi, enaknya tamat atau bersambung?

***UPDATE!!! BAGIAN 2 "DILANKU DARI BANGUNTAPAN: PIYAN VS NANDAN" SUDAH KELUAR. YUK DIBACA***

0 Comments

Post a Comment